Baik Buruk Format Baru Liga Champions di Mata Bastoni

Bek Inter Milan Alessandro Bastoni mengaku awalnya tak menyukai format baru Liga Champions musim ini. Namun seiring waktu ia justru mendukung sistem yang diterapkan.

"Awalnya, saya akan bilang saya tidak suka format ini, tetapi sekarang saya suka. Setiap pertandingan penting, kita telah melihat klub-klub besar gagal finis di delapan besar dan harus melalui play-off," ujar Bastoni dalam podcast Supernova dan dikutip Football Italia.

"Selain itu, bagus juga bisa menghadapi tim-tim kuat sejak awal, hal itu sangat memotivasi," imbuhnya.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, musim ini UEFA menerapkan sistem 'Swiss League' dengan menempatkan 36 tim peserta dalam satu klasemen besar. Tiap klub akan bermain delapan kali melawan delapan tim berbeda di fase grup.

Untuk menjamin asas keadilan, tiap tim akan bertemu dua tim dari empat pot unggulan berbeda di fase liga. Dengan begitu tak ada tim yang merasa memiliki jadwal lebih berat atau lebih ringan. Tiap klub juga diberi jatah empat laga kandang dan empat laga tandang.

Dengan format baru ini, sejumlah kejutan hadir. Banyak klub besar yang kesulitan menghadapi tim-tim 'gurem' yang tampil all out. Raksasa macam Bayern Munich, PSG, Manchester City, hingga Real Madrid pun harus melalui fase play-off.

Sementara Inter berhasil lolos langsung ke 16 besar. Nerazzurri juga sudah menyegel satu tempat di perempatfinal, menjadi satu-satunya wakil Italia yang tersisa.

Meski begitu, format baru ini bukannya tanpa cela. Bastoni menyoroti jumlah pertandingan yang bertambah. Itu belum menghitung turnamen baru yang digelar FIFA mulai Juni mendatang, yakni Piala Dunia Antarklub. Jadwal pemain makin padat, namun waktu rehat terbatas.

"Sisi negatifnya adalah ada laga ekstra di jadwal yang sudah padat. Di NBA, mereka memainkan banyak laga, tapi mereka juga libur selama Juni-Oktober. Kami akan bermain di Piala Dunia Antarklub hingga pertengahan Juli dan dua pekan berselang kami sudah harus menjalani pramusim baru," jelasnya.