Inkonsistensi Kolo Muani: Garang di Awal, Melempem Kemudian

Randal Kolo Muani sempat menjalani awal gemilang saat baru bergabung dengan Juventus. Namun kini ia seperti 'menghilang'. Inkonsistensi jadi problem utama.

Penyerang 26 tahun itu langsung memberi kesan positif dengan mencetak lima gol dalam tiga laga awal bersama Juventus sejak dipinjam dari Paris Saint-Germain per Januari lalu. Kabar bahwa ia akan dipermanenkan oleh Bianconeri pun berhembus.

Namun yang terjadi setelahnya adalah penurunan dengan hanya menyumbang dua asis dalam delapan laga. Kolo Muani juga tak mencetak gol atau asis sama sekali saat tampil dalam dua laga bersama Prancis di UEFA Nations League pada Maret lalu.

Total Kolo Muani melalui 10 laga beruntun tanpa menjebol gawang lawan, termasuk saat Juventus disingkirkan PSV Eindhoven dan Empoli dari ajang Liga Champions dan Coppa Italia. Posisinya di Juventus pun menjadi tak aman saat pelatih Thiago Motta dipecat.

Igor Tudor selaku suksesor lebih memercayakan posisi nomor 9 kepada Dusan Vlahovic. Saat mengalahkan Genoa 1-0 pekan lalu, Kolo Muani bahkan tak dimainkan sama sekali.

Pola inkonsisten semacam ini sebetulnya sudah terlihat saat memperkuat PSG pada paruh pertama musim ini. Kolo Muani juga sempat mencuat di pekan-pekan awal sebelum 'tenggelam' jelang akhir tahun lalu.

Ia mencetak dua gol dalam tiga pekan awal Liga Prancis musim ini, namun hanya menambah satu asis di tujuh penampilan setelahnya. Ia bahkan tak lagi masuk skuad pilihan Luis Enrique sejak Desember atau sebulan sebelum Juventus datang sebagai 'penyelamat'.

Dengan situasi sekarang ini, Kolo Muani hanya punya delapan laga sisa hingga akhir musim untuk kembali menunjukkan performa terbaiknya demi meyakinkan Juve untuk mempertahankannya. Jika tetap tampil melempem, pulang ke Paris tampak menjadi satu-satunya jalan.