Jannik Sinner mengungkapkan bahwa ia harus menerima “kejahatan yang lebih kecil” berupa skorsing selama tiga bulan dalam wawancara pertamanya sejak larangan bertanding diterapkan.

2025-04-06 08:38:11 By Odegaard

Petenis peringkat 1 dunia saat ini tengah menjalani larangan bertanding selama tiga bulan setelah menyetujui penyelesaian dengan WADA musim ini. WADA mengajukan banding atas beratnya sanksi doping sang petenis dari ITIA yang diumumkan pada bulan Agustus 2024.

 

ITIA menyatakan bahwa petenis berkebangsaan Italia tidak bersalah setelah mendapatkan dua hasil tes positif menggunakan substansi terlarang, clostebol pada bulan Maret 2024 dan tidak menerima larangan bertanding setelah berhasil berargumen bahwa ia telah terkontaminasi oleh seseorang dari anggota timnya.

 

WADA mengkonfirmasi bandingnya pada bulan September 2024 dan mengajukan banding ke CAS pada April 2025. Jika CAS mendukung WADA maka petenis berkebangsaan Italia bisa saja menghadapi skorsing sampai dua musim, meskipun penyelesaian antara kedua belah pihak telah dikonfirmasi pada bulan Februari 2025.

 

Petenis peringkat 1 kini sudah menjalani skorsing selama dua bulan dan akan kembali berlaga di turnamen Masters 1000, Italian Open, Roma yang akan dimulai beberapa hari setelah hukuman tersebut berakhir pada 4 Mei mendatang.

 

Berbicara kepada Sky Sports Italia, petenis berusia 23 tahun menegaskan bahwa hukuman larangan bertanding masih terasa “tidak adil” dan “tidak sepenuhnya setuju” dengan keputusan tersebut.

 

“Pada akhirnya, anda harus memilih kejahatan yang lebih kecil dan saya yakin itulah yang telah saya lakukan,” ungkap Sinner. “Meskipun terkadang terasa agak tidak adil, semua yang saya jalani, tetapi jika melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda, hasilnya bisa jadi lebih buruk. Bahkan lebih tidak adil. Begitulah adanya.